Tujuan utama dari khotbah di bukit ialah untuk menetapkan dihadapan manusia hukum kerajaan sorga. Dalam Matius kita sedang berbicara tentang seorang raja yang telah datang untuk menyatakan dirinya. Apa yang dikatakan dalam khotbah di bukit menjadi kenyataan ketika Tuhan Yesus yang memiliki hak untuk memerintah itu datang. Orang Kristen yang memanggil Yesus Kristus sebagai Tuhan, itu akan berupaya melakukan perintah-perintahNya. Namun ia dapat menaatinya hanya dalam kuasa Roh Kudus. Hanya Injil Kasih karunia Allah yang dapat membuat manusia taat kepada Kristus. Dan itu diberikan untuk membawa manusia menjadi taat kepada Allah.
Khotbah di bukit itu perlu di khotbahkan untuk membawa pertobatan dihati manusia. Dokumen ini membuat kita tahu bahwa mereka telah berdosa dan mengungkapkan bahwa tidak satupun dari mereka benar. Dan bahwa semua telah kehilangan kemuliaan Allah. Orang Kristen dapat mengambil prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam khotbah di bukit dan mempertimbangkannya dari sudut pandang kitab-kitab lain dalam kitab suci. Kristus mengambil dua dari perintahNya dan kemudian mengangkat mereka ketingkatan tertentu.
Dua perintah yang diambil Kristus dari hukum Taurat yaitu dari Keluaran 20:13 dan 14 yaitu jangan membunuh dan jangan berzinah. Lalu apakah hanya dua hukum itu sajakah yang diangkat Nya kepada suatu level yang lebih tinggi? Jawabannya kelihatan jelas. Hanya dua hukum inilah yang dicatat dalam Kitab Injil Matius. Jelas Ia melakukan atau dapat mengangkat setiap hukum kepada suatu tingkatan pencapaian yang lebih tinggi. Jadi, dapat dikatakan tentang hukum Musa sebagaimana dicatat Paulus dalam Galatia 2:16 bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat. Maka itu akan menjadi 10 kali lebih sulit bagi manusia untuk dibenarkan oleh khotbah di bukit.
Khotbah di bukit itu penuh dengan hukum. Tetapi itu akan membawa anda dan saya kepada seorang Juru selamat yang telah rela mati bagi anda dan saya di atas kayu salib. khotbah di bukit itu menetapkan dihadapan kita prinsip-prinsip utama dan sasaran yang tinggi. Kita tentu saja perlu mengetahuinya namun khotbah ini juga mengungkapkan betapa sulitnya bagi kita untuk menjalankannya.
Catatan Injil Matius tentang khotbah di bukit adalah hanya sebuah kerangka dari pesan Kristus yang sesungguhnya. Ada beberapa bagian yang dapat Anda seperti berikut ini. Yang pertama, khotbah di bukit itu berbicara tentang hubungan warga negara kerajaan dengan keakuannya. Itu dapat kita lihat dalam Matius 5:1-16. Kemudian yang kedua, itu hubungan warganegara kerajaan dengan hukum Taurat. Sebagaimana yang dicatat dalam Matius 5:17-48. Kemudian yang ketiga kita juga melihat bahwa hubungan warganegara kerajaan dengan Allah. Itu diuraikan dalam Matius 6 dan pembagian yang keempat adalah hubungan antara warga negara kerajaan dengan yang lainnya.
Khotbah di bukit itu dibuka dengan ucapan bahagia adalah sesuatu yang baik bila kita memperhatikan bahwa ucapan bahagia ini merupakan sikap menjadi dan bukan sikap melakukan. Mereka menyebutkan apakah warga negara kerajaan itu? Mereka adalah tipe pribadi yang dijelaskan dalam ucapan bahagia. (Bersambung ke Matius 5 # 3)
Semoga Pancaran Kasih Bible Study kali ini menjadi berkat untuk Anda dan bermanfaat bagi study mandiri Anda maupun untuk pelayanan Anda. Kami tunggu respon Anda dan juga komentar Anda yang juga akan memberkati sahabat PKBS dimana pun mereka berada hari ini.
0 komentar:
Post a Comment