Tuhan Yesus tidak memilih dan memanggil para muridNya berdasarkan latarbelakang tingkat pendidikan atau kedudukannya. Tuhan Yesus memanggil para muridNya yang mula-mula justru dari latarbelakang kedudukan yang sangat sederhana. Mereka adalah para nelayan. Ini tentu saja akan membesarkan hati kita karena itu berarti jika Tuhan bisa memanggil orang-orang yang sederhana seperti para nelayan itu dan pada akhirnya memakai mereka, maka itu juga berarti bahwa Tuhan bisa memanggil anda dan saya dan kemudian memakai kita untuk melayani Dia.
Saat ini kita akan belajar Injil Matius pasal 5. Pasal ini berbicara tentang khotbah di bukit. Walaupun kita akan merenungkan dengan seksama setiap pasal dari khotbah di bukit ini secara terpisah, namun sebelumnya marilah kita melihatnya secara keseluruhan.
Tuhan Yesus memberikan 4 percakapan utama. Dan disini dalam kitab Injil Matius ini, Matius setidaknya mencatat 3 diantaranya. Yang pertama yaitu khotbah dibukit itu yang dicatat di dalam pasal 5, 6 dan juga 7. Kemudia yang kedua adalah misteri percakapan tentang perumpamaan yang dicatat dalam pasal 13. Kemudian yang ketiga ialah percakapan diatas bukit Zaitun yang dicatat dalam pasal 24 dan 25 dalam kitab Injil Matius ini.
Khotbah dibukit itu merupakan pernyataan tertulis dari sang raja. Dan kemudian misteri percakapan tentang perumpamaan itu akan memberikan arah yang akan diambil kerajaan sorga setelah penolakan Kristus. Dan kemudian percakapan diatas bukit Zaitun itu lebih bersifat kepada profetik atau kenabian atau nubuatan setelah penolakan Kristus. Dan kemudian percakapan yang keempat yang tidak dicatat di dalam Injil Matius ini tetapi dicatat dalam Injil Yohanes, itu berbicara tentang kebenaran-kebenaran baru dan hubungan dilihat dari sudut pandang kematian, kebangkitan, kenaikan Kristus ke sorga dan juga doa syafaat. Anda dan saya secara vital berhubungan dengan percakapan yang terakhir ini.
Sementara itu khotbah di bukit itu ada dalam Matius 5, 6 dan juga Matius 7. Dan intisarinya memang ada juga dalam kitab Injil lainnya. Ada dua kelompok pandangan yang berkaitan dengan khotbah di bukit. Yang pertama yaitu kelompok kiri yang memperlakukan khotbah di bukit sebagai Injil atau kabar baik. Mereka bertindak seolah-olah itu merupakan satu-satunya bagian yang penting dari kitab suci. Mereka yang memperkecil pesan Kristiani kepada khotbah di bukit ini mewakili segmentasi atau kelompok yang sangat besar dari Liberalisme di jaman kita saat ini. Tetapi mohon diperhatikan, bahwa isi dari Injil Kristiani tidaklah ditemukan di dalam khotbah di bukit. Misalnya: tidaklah sama sekali disebut tentang kematian dan kebangkitan Kristus. Misalnya dalam khotbah dibukit ini sama sekali tidak disebutkan tentang kematian dan kebangkitan Kristus. Namun Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus yang mengatakan sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadaMu yaitu apa yang telah kuterima sendiri yaitu Injil. Apakah Injil itu? Khotbah dibukit? Bukan! Paulus menyatakan dengan jelas bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan kitab suci bahwa Ia telah dikuburkan dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan kitab suci.
Kelompok yang kedua adalah kelompok kanan yang memperlakukan khotbah dibukit itu seperti wabah suatu penyakit. Mereka memberikan kesan bahwa ada sesuatu yang salah secara etika dengan hal itu. Mereka mempertahankan bahwa kita tidak dapat menggunakan khotbah di bukit sama sekali. Dan salah satu dari mereka bahkan pernah mengatakan bahwa doa Tuhan Yesus tidak lagi memiliki makna bagi kita saat ini.
Khotbah di bukit itu merupakan hukum Taurat yang diangkat sampai kepada tingkat tertentu. Manusia tidak dapat memegang hukum Taurat Perjanjian Lama. Jadi bagaimana Ia melaksanakan apa yang diajarkan dalam khotbah di bukit yang sudah diangkat sampai pada tingkatan yang lebih tinggi dengan kekuatannya sendiri? Hidup dengan kuasa Roh Kudus yang mendiami diri kita bukanlah alah satu kebenaran yang diajarkan dalam khotbah di bukit. Dan Paulus berkata dalam Roma 8:3 dan 4 demikian:
8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Anda tidak menemukan pengajaran itu dalam khotbah di bukit. Di dalamnya memang tidak ada pelayanan Roh Kudus. Akan tetapi, khotbah tersebut memang berisi standar dan praktek etika yang tinggi yang tidak bertentangan dengan kehidupan Kristen. Dan sesungguhnya khotbah ini mengexpresikan pemikiran Kristus yang seharusnya juga menjadi pikiran orang Kristen. Prinsip-prinsip agung yang ditetapkan disini itu akan bermanfaat bagi orang Kristen untuk dipelajari dan juga di dalami tetapi ia tidak dapat pernah mencapainya dengan kekuatannya sendiri. Ia harus mencarinya ditempat lain untuk memperoleh kuasa, untuk menjalaninya. Lalu apa yang anda peroleh dalam khotbah di bukit itu merupakan sebuah cahaya lampu listrik yang menakjubkan tetapi anda tidak memiliki generator yang menghasilkan kekuatan yang akan menghidupkan cahaya itu. Dan justru cahaya itulah dan bukan lampunya yang sangat penting. (Bersambung ke Matius 5 # 2)
Semoga PKBS ini menjadi berkat dan melengkapi Anda. Jika Anda diberkati, kami tunggu komentar dan share Anda di akun Pancaran Kasih Bible Study dan informasikan kepada teman Anda sehingga teman Anda pun juga diberkati. Tuhan memberkati Anda.
0 komentar:
Post a Comment