Catatan Injil Matius tentang khotbah di bukit adalah hanya sebuah kerangka dari pesan Kristus yang sesungguhnya. Ada beberapa bagian yang dapat Anda seperti berikut ini. Yang pertama, khotbah di bukit itu beRbicara tentang hubungan warga negara kerajaan dengan keakuannya. Itu dapat kita lihat dalam Matius 5:1-16. Kemudian yang kedua, itu hubungan warganegara kerajaan dengan hukum Taurat. Sebagaimana yang dicatat dalam Matius 5:17-48. Kemudian yang ketiga kita juga melihat bahwa hubungan warganegara kerajaan dengan Allah. Itu diuraikan dalam Matius 6 dan pembagian yang keempat adalah hubungan antara warga negara kerajaan dengan yang lainnya.
Khotbah di bukit itu dibuka dengan ucapan bahagia adalah sesuatu yang baik bila kita memperhatikan bahwa ucapan bahagia ini merupakan sikap menjadi dan bukan sikap melakukan. Mereka menyebutkan apakah warga negara kerajaan itu? Mereka adalah tipe pribadi yang dijelaskan dalam ucapan bahagia.
Ayat yang pertama ini menjelaskan mengapa percakapan ini disebut khotbah dibukit? Pertama haruslah dicatat bahwa Tuhan sebenarnya tidak memberikan khotbah di bukit ini kepada orang banyak. Ia memberikan kepada para muridNya yaitu mereka yang sudah menjadi milikNya. Sekarang mari kita mulai melihat Matius padsal 5:1 dan 2 yang menyatakan:
5:1. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
Tuhan Yesus sebenarnya tidak sedang bertujuan untuk memberikan khotbah di bukit ini kepada orang banyak. Ia hanya ingin memberikannya kepada para murid yang pada waktu itu bersama-sama dengan Dia. Tetapi pada saat itu Dia juga melihat orang banyak dan juga kebutuhannya. Oleh karena itu memang secara tidak langsung khotbah di bukit ini juga diberikan kepada orang banyak. Dan dewasa ini tentu saja orang pertama-tama perlu datang kepada Kristus dan sementara Kerajaan itu masih tertunda. Keadaan yang sekarang ini merupakan suatu tempat di mana benih sedang ditabur. Dan benih itu adalah firman Alah.
Pekerjaan kita dalam dunia adalah menabur benih. Dan tentu saja akan tiba saatnya nanti ketika Kristus juga akan menegakkan kerajaanNya di atas muka bumi ini. Dan selanjutnya firman Tuhan menyatakan:
5:3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Ayat ini mengatakan berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah. Tidak dikatakan disitu bagaimana caranya untuk menjadi miskin dihadapan Allah. Tetapi disitu yang dikatakan adalah berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah. Dalam kedua belas ayat ini yaitu Matius 5:1-12, Tuhan Yesus menggunakan kata berbahagialah itu sebanyak 9 kami. Kitab Mazmur juga dibuka dengan ucapan yang sama yaitu berbahagialah orang dan seterusnya. Ini tentu saja sangat berbeda dengan kutukan-kutukan dalam hukum Musa. Dan anda mungkin ingat bahwa kepada Yosua dikatakan ketika umat Israel tiba di sungai Yordan, mereka harus berdiri di Gunung Gerizim untuk memberkati umat Israel. Dan kemudian, kutukan harus diberikan dari Gunung Ebal.
Berkat-berkat dari khotbah di bukit ini sangat jauh berbeda dengan kutukan-kutukan dari gunung Ebal. Dan tentu saja berkat ini juga jauh melebihi berkat yang diberikan di gunung Gerizim karena hanya Kristus saja yang dapat memberikan berkat-berkat itu. Dan saudaraku, pada masa kita sekarang ini, orang berdosa yang sudah diselamatkan itu dapat mengenali kemiskinannya dihadapan Tuhan. Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah.
Khotbah di bukit itu bukannya membuat orang menjadi miskin dihadapan Allah. Tetapi malahan membuat mereka menyombongkan diri seperti orang-orang yang kita bicarakan sebelumnya. Mereka menyombongkan diri bahwa khotbah di bukit adalah agamanya dan mereka berupaya untuk menipu dirinya sendiri dan mengelabui orang lain dengan berpikir bahwa ia memegang dan melakukannya. Padahal mereka sebenarnya sama sekali tidak melakukannya. Pernyataan ini hanya membuatnya menjadi seorang munafik. Dan tentu saja ada banyak orang yang serupa seperti mereka. Hanya Roh Allah yang dapat mengungkapkan kepada anda kemiskinan anda dihadapan Allah.
Tuhan Yesus dalam khotbah di bukit itu tidak mengatakan kepada para muridNya bagaimana untuk menjadi warga negara Kerajaan sorga. Mereka sudah menjadi warga negara kerajaan. Kita sebagai orang Kristen saat ini sangat miskin dihadapan Allah. Secara rohani hidup kita ini bobrok tetapi kita memiliki sesuatu untuk diberikan yang jauh lebih berharga daripada perak dan emas. Paulus mengexpresikannya dalam surat 2 Korintus 6:10 sebagai berikut:
6:10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
Semoga Pancaran Kasih Bible Study kali ini menjadi berkat untuk Anda dan bermanfaat bagi study mandiri Anda maupun untuk pelayanan Anda. Kami tunggu respon Anda dan juga komentar Anda yang juga akan memberkati sahabat PKBS dimana pun mereka berada hari ini.
0 komentar:
Post a Comment