Uniknya Tradisi cara Bersyukur Tahunan Gereja-Gereja di Minahasa

Sumber : Tribunnews.com

Setiap tahunnya warga Kristen Kabupaten Minahasa, Desa Tateli menjalankan tradisi unik yang disebut Hari Pengucapan Syukur atas berkat Tuhan, terutama untuk hasil-hasil bumi. Perayaan yang digelar pada Minggu, 24 Juli 2016 kemarin, terasa spesial lantaran ibadah minggu di gereja-gereja Minahasa diisi dengan rangkaian penyerahan hasil kerja jemaat gereja dari berbagai atau berbeda-beda mata pencaharian dan hasil kerjanya untuk dipersembahkan sebagai simbol rasa syukur.

Ibadah minggu sekaligus perayaan Hari Pengucapan Syukur ini dimulai sejak pukul 09.00 Wita. Ruang gereja tampak penuh dengan berbagai hasil kebun jemaat, seperti ragam jenis pisang, produk olahan nasi jahe, kue, dodol, cengkih, beras, kacang-kacangan, sayur mayur, ikan olahan, dan bumbu masak. Selain itu, jemaat juga membawa natura ke gereja untuk dilelang, dan hasil lelang akan diserahkan kepada gereja.

Selain daripada  itu, tampilan gereja juga tampak berbeda. Seperti halnya GMIM Bethesda Luaan, di Wilayah Tondano IV. Pintu-pintu dihiasi hasil bumi seperti pisang dan tebu dan lain sebagainya.

Perayaan Hari Pengucapan Syukur ini sebenarnya tidak hanya dirayakan umat Kristen Minahasa. Tetapi perayaan ini juga dirayakan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Minahasa. Perayaan ini sudah dilaksanakan setiap tahunnya sejak tahun 2014 silam. Selain di gereja, masyakarat Minahasa yang berbeda keyakinan juga menggelar ucapan syukur di rumah ibadah masing-masing dengan cara yang berbeda-beda.

Sebagai bentuk dukungan, Bupati Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow Msi bahkan turut menggelar ‘Open House’ di kediamannya di Desa Koka Kecamatan Tombulu. “Berbeda dengan tahun 2014 dan 2015 yang lalu, untuk tahun 2016 ini Bapak Bupati JWS dan Keluarga Sajow-Singkoh akan menggelar ‘Open House’ di Desa Koka Kecamatan Tombulu,” ucap Agustivo Tumundo SE, Msi, Kepala Bagian Humas dan Protokol Setdakab Minahasa, seperti dilansir Manadoexpress.com, Jumat (22/7).