Kesaksian Ibu Inge Kesaksian ibu Inge di Gereja Tiberias Indonesia, Balai Sarbini, Plaza Semanggi pada hari ini, 4 Januari 2014, yang lolos dari maut AirAsia QZ8501 (Dokumen Pribadi/Mawalu) Shalom saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Peristiwa ini sungguh luar biasa bagi kami. Pada hari Jumat malam, kami doa bersama. Setelah anak-anak dan suami saya tidur, saya berdoa pribadi. Saya berdoa semoga kepergian kami ke singapura dilancarkan karena saya kepingin sekali pergi ke Singapura. Saya ingin rencana kami berjalan dengan baik dan lancar.
Tuhan lalu memperlihatkan penglihatan kepada saya pesawat AirAsia crash. Terlintas jelas sekali, dan suara itu berkata kamu berlima akan celaka. Saya pikir saya ngelantur saat itu. Saya lalu berdoa lebih khusuk, Tuhan ampuni saya karena saya ngelantur dan tidak konsentrasi berdoa kepada-Mu.
Puing AirAsia QZ8501 ditemukan di laut Jawa |
Pada hari Sabtu malam setelah berdebat dengan suami, ia pergi tidur, dan saya berdoa sendiri. Saya ingin agar kami bisa berlibur ke Singapura dan semua dilancarkan karena semua sudah direncanakan sejak lama.
Setelah berdoa, saya pasang alarm weker jam 3.00 pagi supaya tidak terlambat ke Bandara. Ternyata keesokan harinya saya dibangunin suami saya jam 5.10. Saya jengkel karena sudah saya pasang weker jam 3.00, tapi weker tidak berbunyi. Saya biarin suami saya turun saja sendiri ke lantai bawah. Karena kesal, saya lalu menyetel TV dan nonton Drama Korea.
Lalu suami saya masuk ke kamar dan bilang ma coba pindah Channel TvOne, katanya AirAsia hilang kontak. Sambil ogah-ogahan saya pindah channel ke TvOne. Saya shock saudara-saudara. Saya teringat dengan penglihatan saya pada hari Jumat, ternyata pada saat itu saya bukan ngelantur. Tuhan telah mengingatkan saya terlebih dahulu.
Kesaksian ibu Inge di Gereja Tiberias Indonesia, Balai Sarbini, Plaza Semanggi pada hari ini, 4 Januari 2014, yang lolos dari maut AirAsia QZ8501 (Dokumen Pribadi/Mawalu) |
Anak saya yang tahu kami batal ke Singapura nangis-nangis karena kecewa. Saya bilang ke anak saya bahwa pesawat AirAsia hilang kontak, ia melongok sebentar ke TV dan bilang itu pesawat AirAsia yang lain.
Saya ambil tiket AirAsia kami dan menujukan ke anak saya nomor flightnya QZ8501, berangkat jam 5.20. Anak saya diam saja. Tiket AirAsia bapak Chandra Susanto. Foto ini ku foto di Buletin Gereja Tiberias hari ini, 4 Januari 2014 (Dokumen Pribadi/Mawalu) Tiket AirAsia bapak Chandra Susanto. Foto ini ku foto di Buletin Gereja Tiberias hari ini, 4 Januari 2014 (Dokumen Pribadi/Mawalu)
Tiket AirAsia bapak Chandra Susanto. Foto ini ku foto di Buletin Gereja Tiberias hari ini, 4 Januari 2014 (Dokumen Pribadi/Mawalu) |
Kami lalu menerima banyak sekali telpon dari teman, kerabat, dan sanak keluarga. Salah seorang teman saya telpon dan suruh nonton MetroTV, nama kamu jadi korban. Kamu masih hidup ya? Saya jawab iya saya masih hidup.
Saya buka MetroTV, ada nama saya dan anak saya, Felix dan Chritopher, dalam daftar korban. Anak saya yang perempuan protes kok namanya nggak masuk dalam daftar korban. Mana kok nama saya nggak masuk TV. Saya peluk anak saya, ayo cepat kita ke Gereja dan mengucap syukur ke Tuhan Yesus.
*******
Demikian kesaksian dari bapak Chandra Susanto dan Ibu Inge di Gereja Tiberias Indonesia hari ini di Balai Sarbini, Plaza Semanggi. Kesaksian itu di shoot dan disiarkan secara live ke Gereja-Gereja cabang Tiberias lainnya. Aku bersyukur bisa melihat secara langsung kesaksian korban yang luput dari maut AirAsia QZ8501 itu.
Kesaksian itu ditutup dengan pujian yang dinyanyikan oleh seluruh jemaat, "Bapa, engkau sungguh baik. Kasih-Mu melimpah di hidupku. Ku naikkan syukurku, buat hari yang kau beri. Tak habis-habisnya, kasih dan rahmat-Mu. Selalu baru, dan tak pernah terlambat pertolongan-Mu. Besar setia-Mu di sepanjang hidupku..."
baca juga : Bapak Chandra Susanto lolos dari Kecelakaan AirAsia
0 komentar:
Post a Comment