Bebas dari ISIS, Kristen Irak Akhirnya Bisa Ibadah Lagi

Seorang Pastur sedang melayani komuni dalam perayaan Ekaristi untuk yang pertama kalinya setelah dua tahun diduduki ISIS di Qaraqosh, Minggu (30/10). (Foto: Reuters)
Sejumlah orang Kristen akhirnya bisa merayakan Misa Minggu untuk pertama kalinya pada hari Minggu (30/10) setelah dua tahun diduduki oleh ISIS di sebuah gereja yang hangus akibat perang. Warga Kristen Irak yang tinggal di kota Qaraqosh berupaya keras agar dapat menghadiri perayaan Misa di gereja itu meskipun kekacauan masih terjadi di sekitar mereka.

Menara lonceng di Gereja Grand Immaculate rusak, patung-patung yang merupakan ornamen di gereja itu juga telah hancur, buku misa pun berserakan di lantai tengah gereja.

Sebuah patung Yesus di kayu salib rusak dan gereja masih tertutup jelaga api yang dibuat oleh para jihadis beberapa hari sebelum mereka dipukul mundur oleh tentara Irak.

Beberapa salib telah diganti dan beberapa ornamen baru diletakkan di altar utama, di mana milisi Kristen bergantian menyalakan lilin.

Sebuah salib tergeletak di lantai gereja yang hangus di Qaraqosh. (Foto: Reuters)
“Setelah dua tahun dan tiga bulan di pengasingan, saya hanya merayakan ekaristi di katedral Konsesi Immaculata, sebuah gereja yang ingin dihancurkan oleh ISIS,” kata Yohanna Petros Mouche, Uskup Agung Katolik Suriah dari Mosul yang memimpin misa pada hari Minggu (30/10).

Dia langsung mendatangi gereja itu ketika pasukan Irak mengumumkan bahwa mereka telah merebut kembali beberapa desa dari Daesh (ISIS) setelah tiga minggu bertempur.

Asap hitam meninggalkan jejaknya di dinding-dinding gereja, jendela yang rusak pun mengindikasikan betapa sengitnya pertempuran antara ISIS dan tentara Irak demi menduduki kota Mosul.

Salah satu warga setempat yang tinggal di Al Qayyarah – 40 mil sebelah selatan dari Mosul – melihat kehancuran yang luar biasa dari jendela rumahnya setelah seorang anggota ISIS menghancurkan sumur minyak di dekatnya.

Puluhan ribu tentara Irak dan pasukan Kurdi Peshmerga telah maju ke Mosul dari utara, timur dan selatan pada 17 Oktober lalu dari serangan besar untuk merebut kembali benteng terakhir ISIS di negara itu.

Yohanna Petros Mouche, Uskup Agung Katolik Suriah dari Mosul memimpin misa di gereja yang hangus pada hari Minggu (30/10). (Foto: AFP)
Qaraqosh merupakan salah satu wilayah dengan mayoritas warganya beragama Kristen. Sejak ISIS menguasai wilayah mereka, hidup mereka terancam. Di antaranya adalah mereka harus membayar pajak karena beragama nonmuslim atau harus pindah agama Islam. Jika membangkang, nyawa taruhannya.

Meskipun sudah bebas dari ISIS, Mouche menyatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan terutama memulihkan trauma warga Mosul.

"Peran kita sekarang adalah untuk memberantas sisa-sisa peninggalan ISIS, termasuk menghapus penghasutan, pemisahan, dan konflik yang terus menjadikan kita korban. Perselisihan politik dan sektarian, menceraiberaikan kita, antara pemerintah dan rakyat. Mentalitas ini harus diubah," kata dia. (dailymail.co.uk)

sumber : satuharapan.com
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

0 komentar:

Post a Comment