Hanan memohon maaf atas air matanya, menyangkal rasa sakitnya yang mendalam yang bahkan tidak dapat ditutupi oleh cadar hitamnya.
Hanan : “Bahkan sampai sekarang saya tidak mengerti apa yang telah saya lalui, saya melalui ini semua. Saya hancur.”
Hanan : “Salah satu diantara mereka yang ditahan adalah ayah saya. Yang menjadi alasan adalah pernikahan saya. Saudara saya meninggal saat bentrokan itu dan sebagai kenangan, ayah saya menyimpan senjata AK-nya. Saat ISIS masuk, seseorang memberi tahu mereka bahwa dia memiliki senjata sehingga mereka menahannya.”
Hanan dan ibunya memohon supaya ayahnya dibebaskan.
Hanan : “Setelah beberapa saat, ibu saya datang dan berkata kepada saya, mereka akan membebaskan ayah saya jika saya menikah dengan Kepala Kepolisian Syariah, namanya adalah Abu Mohammed Al Iraqi. Hidup ayah saya ditukar dengan pernikahan saya.”
Abu Mohammed Al Iraqi adalah nama samarannya. Ia (Hanan) tidak pernah tahu nama sesungguhnya.
Hanan : “Setiap gadis mempunyai impian memakai gaun putih dimalam pernikahan, dan hal itu telah dirampas dari saya. Saya telah dihancurkan oleh pernikahan itu.”
Hanan terbata-bata saat menceritakan malam pernikahannya. Saat, katanya, suaminya ,memaksanya berhubungan seksual.
Hanan : “Tidak ada emosi. Saya merasa ia hanya ingin mengambil apa yang menjadi haknya. Ia harus melakukannya.”
Suami Hanan menguncinya didalam rumah. Hanan hanya diijinkan menelpon orang tuanya. Dia menjadi pelayan, tahanan dan budak seks suaminya.
Hanan : “Saya tidak bisa keluar. Saya tidak bisa bertemu dengan siapapun. Tidak ada yang boleh menengok, dan mereka melarang dengan sesuka hati. Suami saya, ia akan menahan orang karena merokok dan ia akan merokok di rumah.”
Suaminya meninggal setelah sebulan mereka menikah. Dan Hanan mengatakan dia berhasil melarikan diri ke Turki, setelah ISIS memutuskan untuk menikahkan dirinya dengan tentara lainnya. Kelompok aktivis yang bernama ‘Raqqa is being slaughtered Silently’ mendokumentasikan ratusan kasus wanita yang dipaksa menjadi istri ISIS. Yang mana sepertiga diantaranya berusia dibawah 18 tahun. Hanan mengatakan jika ISIS mengetahui keberadaan gadis yang baru memasuki usia 13 tahun maka ISIS akan mengklaim dan mengambilnya. Dan banyak perempuan seperti Hanan tidak mempunyai pilihan.
Hanan : “Dan mereka menikah dan bercerai sesuka hati. Tapi pernikahan ini demi nyawa ayah saya. Sebuah pernikahan yang merobek jiwanya.”
Arwa Damon – CNN on the Turkey
—– Demikian kesaksian Korban kekejaman ISIS, Hanan
0 komentar:
Post a Comment