Meskipun di data statistik pemerintah menyatakan bahwa jumlah umat non muslim hanya 20 persen, artinya 80 persen adalah mayoritas beragama Islam, namun beberapa survey dan data membuktikan tidaklah demikian.
Laporan dari CBN ( Christian Broadcasting Network ) pada tahun 2012 menyatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang fenomenal dari jumlah pertumbuhan jemaat kristen di banding negara lain di dunia. CBN bahkan merilis video dan berita yang menunjukkan hal tersebut. Lihat di Christianity Growing in Indonesia dan juga [Indonesia Churches Explode With Growth].
Salah satu denominasi yang di pimpin oleh Ps Niko Njotorahardjo adalah salah satu denominasi karismatik yang berkembang dengan sangat pesat. Konon jumlah jemaatnya sekarang sudah mencapai 250 ribu orang.
Menurut data dari www.radioelnury.com Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari 90%, tahun 2000 populasi Muslim turun ke angka 88,2% dan tahun 2010 turun lagi menjadi 85,1%. Di Indonesia pertumbuhan agama Islam justru menurun drastis.
Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang) dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa, Kristen dan Katolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 % diawal tahun 1990, menjadi 20-25% dari total jumlah penduduk.
Dari laporan Riset Departemen Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat
Katolik : 4,6%,
Protestan : 4,5%,
Hindu : 3,3%,
Budha : 3,1% dan
Islam hanya : 2,75%.
Dalam buku Gereja dan Reformasi penerbit Yakoma PGI (1999) oleh Pendeta Yewanggoe, dijelaskan jumlah umat Kristiani di Indonesia telah berjumlah lebih 20%. Sedangkan Global Evangelization Movement mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40.000.000 orang (19 % dari total populasi ).
Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012, Menteri Agama RI saat itu, Suryadharma Ali mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah umat Islam di Indonesia terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Semula, jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 95% dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Secara perlahan terus berkurang menjadi 92 %, turun lagi 90 %, kemudian menjadi 87 %, dan kini anjlok menjadi 85 %.
Majalah TIME, 26 April 26 2010, pernah membuat tulisan terkait perkembangan jemaat gereja di Indonesia dengan judul “Christianity’s Surge in Indonesia”.
Untuk menggambarkan “booming” penganut aliran ini, TIME bahkan menulis bahwa revolusi keagamaan sedang mengubah wajah Indonesia. Media ini mewawancarai Pastor David Nugroho.
“Orang berpikir bahwa Indonesia cuma sebuah negara Muslim. Tapi lihatlah jemaat ini, kami tidak takut untuk menunjukkan keyakinan kami,” ujar Pastor David Nugroho sambil membanggakan jamaah gerejanya yang berjumlah sekitar 400 orang, sedang mengikuti kebaktian.
TIME menulis, sulit mendapatkan jumlah pasti penganut Kristen di negara seperti Indonesia, dimana orang yang pindah agama dari Islam ke Kristen akan menghadapi stigmatisasi. Menurut sensus tahun 2000, penganut Kristen hanya 10 persen dari total penduduk Indonesia dan banyak pemuka umat Kristiani yang tidak percaya dengan angka ini. Mereka meyakini, jumlah penganut Kristen sebenarnya jauh lebih besar.
Menurut TIME, ketika Jakarta Praise Community yang dibentuk sepuluh tahun silam, mulanya kelompok ini hanya beranggotakan sekitar 200 orang. Dan sekarang, acara-acara kebaktian mereka dihadiri oleh sekitar 5.500 anggotanya yang kebanyakan berasal dari kaum urban. Data di rilis beberapa tahun silam, sekarang konon telah mencapai 12,000 orang jemaat.
Dari data Mercy Mission, sebanyak 2 juta Muslim Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun (data ini juga dinyatakan oleh Mayjen Pol (purn) Anton Tabah, seorang muallaf yg saat ini menjadi pengurus MUI Pusat). Jika ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2035, jumlah umat Kristen Indonesia sama dengan jumlah umat Muslim. Pada tahun itu, Indonesia tidak akan lagi disebut sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim.
Apakah data ini benar-benar valid? Sangat sulit untuk membuktikannya bahkan dengan melakukan survey. Mengapa demikian, karena jika seseorang pindah agama, maka akan mengalami resiko yang sangat besar yang bahkan berisiko kehilangan nyawa. Sehingga ornag lebih suka menyimpan iman kepada Yesus didalam hati mereka. Namun demikian, kita harus bersyukur bahwa sampai dengan saat ini kita masih bisa beribadah dengan tenang dan aman. Kita percaya bahwa apa yang kita doakan untuk bangsa ini bisa mengenal Tuhan akan di genapi dimasa mendatang.
sumber : beranibuka.com
0 komentar:
Post a Comment