Kisah Nyata - Aku dibesarkan dari lingkungan keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Keluargaku sering berpindah-pindah karena kondisi ekonomi yang tidak pernah membaik. Karena tidak memiliki dana, aku hanya sanggup bersekolah sampai kelas 5 SD. Kemudian di usiaku yang ke 12, aku pindah ke daerah Cikampek untuk mencari pekerjaan, tapi semuanya sia-sia. Tidak ada perusahaan yang mau memperkerjakanku karena aku hanya tamatan kelas 5 SD.
Akhirnya aku hanya menjadi tukang rokok di terminal dan menjadi kuli bangunan demi mencukupi kebutuhan hidupku. Hal itu berlangsung sangat lama, sampai pada puncak penderitaanku di tahun 1973. Ayahku meninggal dunia dan hal itu menjadi tekanan yang sangat besar buatku. Sejak saat itu sifatku berubah total. Aku menjadi seorang pemarah. Emosiku tidak dapat terkendali dengan baik, bahkan aku menjadi mudah tersinggung.
Di usiaku yang ke 14 tahun, aku pergi merantau ke Pamanukan dan bekerja di sebuah toko kelontong milik seorang berkebangsaan Cina. Satu setengah tahun kemudian aku kembali ke Cikampek dan menjadi kondektur angkutan umum.
Ketekunan menjalani proses hidup
Ternyata di balik segala kesusahan yang aku alami, Tuhan punya rencana yang luar biasa dalam hidupku. Pada suatu hari aku merasa kasihan pada seorang pendeta di dekat rumahku. Jemaatnya hanya sedikit, bahkan bisa dihitung dalam hitungan jari. Akhirnya, aku memutuskan untuk datang ke gereja karena ingin memenuhi tempat kosong disana. Semakin sering aku datang ke gereja, ternyata Firman Tuhan yang dibawakan selalu menyentuh hatiku dan aku terus mendapat pengajaran tentang siapa itu Yesus.
Dari saat itulah hidupku diubahkan. Aku merasakan kuasa Tuhan yang luar biasa dalam hidupku. Di tengah penderitaanku ini, Ia tetap menyertaiku dan terus menjagaiku. Buktinya, sampai saat ini aku masih dapat hidup dan bernapas. Akhirnya, 5 Maret 1978 aku menyerahkan diriku padaNya dan dibaptis serta mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat dalam kehidupanku.
Setelah menerima Yesus dalam hidupku, kehidupanku mulai mengalami perubahan yang luar biasa. Ada kuasa damai sejahtera yang melingkupi kehidupanku. Perubahan yang terbesar adalah di bidang ekonomiku. Aku mengawali usahaku dengan mulai berjualan es yang kutitipkan di warung-warung kecil untuk dijual. Berkat ketekunanku di dalam Tuhan, aku berhasil memperoleh keuntungan yang cukup besar sehingga aku dapat membeli bahan mentah, yaitu kayu, dan mengolahnya menjadi barang jadi, seperti lemari dan sebagainya. Dari usaha itu aku dapat membeli sepeda motor. Kuasa Tuhan memang luar biasa dalam hidupku.
Karena kasih Tuhan sangat kurasakan dalam hidupku, aku memutuskan untuk taat datang beribadah ke gereja. Di sanalah aku menemukan pasangan hidup, tulang rusukku. Tahun 1981, aku menikah dengan Cindra Ningsih, wanita yang kukenal di gereja. Satu tahun kemudian kami dikaruniai seorang anak yang luar biasa, dan 6 tahun kemudian lahirlah anak kami yang kedua. Kami menjadikan Yesus sebagai kepala keluarga dalam kehidupan keluarga kami dan aku sangat bersyukur karena kasih Tuhan yang luar biasa mengalir dalam keluargaku.
Masa depan penuh harapan menjadi milikku
Setelah sekian lama hidupku terbelenggu kemiskinan dan menjalani kehidupan yang penuh perjuangan, aku menjadi semakin yakin bahwa kuasa Tuhan memang dahsyat dalam hidupku. Sejak aku menyerahkan hidupku bagiNya, ada banyak berkat yang kuperoleh. Setelah menikah, mertuaku memberi sejumlah uang untuk modal usaha. Dari modal tersebut, aku membeli sebuah kios kecil. Sedangkan aku masih tinggal di rumah mertuaku. Usaha pertamaku saat itu adalah menjadi pedagang makanan ringan eceran. Dari usahaku itu, aku bisa mengembalikan modal yang diberikan oleh mertuaku hanya dalam jangka waktu 1 tahun. Kemudian usahaku meningkat menjadi pedagang grosiran. Dari hasil itu aku dapat membeli sebuah mobil box tipe HIZ 1000 secara kredit selama satu tahun.
Karena kuasa Tuhan benar-benar luar biasa dalam hidupku, enam bulan kemudian aku sanggup membeli sebuah mobil box lagi, Toyota L300, secara tunai. Tidak hanya sampai disitu, aku dapat membeli sebuah mobil box lagi dengan ukuran yang lebih besar. Kemudian, tahun 1990 aku dapat membeli rumah dan tahun 1996 aku bisa merasakan jalan – jalan ke Thailand dan Singapore. Tahun 1997 aku mendapat kesempatan untuk merasakan keindahan Hongkong, Swiss, dan Paris. Bahkan, aku dapat menyekolahkan anak pertamaku sampai meraih S1 di STIEB dan membelikannya sebuah mobil Suzuki Katana. Sedangkan anak keduaku saat ini duduk di bangku SMA di Bandung.
Berkat Tuhan juga mengalir begitu ajaib sampai saat ini. Aku sekarang telah memiliki mobil Mitsubishi Kuda dan BMW. Karena tuntunanNya dalam hidupku, aku berhasil menjadi salah seorang pengusaha makanan ringan yang sukses di wilayah Cikampek. Dan berkat kekuatanNya atasku, aku tidak menjadi orang yang sombong karena aku tahu apa yang aku miliki saat ini bukanlah milikku, tapi milikNya yang dititipkan padaku.
Melayani Tuhan
Sebagai bukti pengabdianku padaNya, aku menjadi pelayan Tuhan sebagai ketua kaum pria dan ketua sidang majelis, sebagai ketua pelayanan pengusaha untuk wilayah Subang, Karawang, dan Purwakarta, dan juga aktif terlibat dalam yayasan yang melayani di bidang hubungan masyarakat di wilayah Cikampek. Satu yang pasti di balik kesuksesanku adalah bahwa Tuhan satu-satunya kunci dari semuanya itu.
puji tuhan luar biasa kesaksiannya
ReplyDeletePuji Tuhan..semoga sy bisa sukses sperti anda ya pak..
ReplyDelete