Pengungsi tiba di stasiun utama kota Dortmund, Jerman pada tanggal 6 September 2015. Austria dan Jerman membuka perbatasan mereka kepada ribuan pengungsi yang kelelahan pada hari Sabtu, diantar menggunakan bis ke perbatasan Hungaria oleh pemerintah yang kelebihan jumlah pengungsi yang mencapai perbatasan Eropa. |
Hampir 80 orang Muslim yang berada di kamp pengungsi di kota Hamburg, Jerman, telah dibaptis meskipun para petobat Kristen baru ini menghadapi penganiayaan secara fisik dan seksual yang harus mereka hadapi di kamp-kamp di negara Barat.
“Pada saat petobat Kristen tersebut mengalami penderitaan berat di bawah tekanan tetangga Muslim mereka di Jerman, sekitar 80 orang pengungsi baru-baru ini dibaptiskan menjadi pengikut Kristus,” International Christian Concern, sebuah kelompok pemerhati penganiayaan, menyatakan pada hari Selasa.
Mohabat News melaporkan bahwa Pendeta Albert Babajan mengadakan pembaptisan masal para pengungsi tersebut di dalam kamp di kota Hamburg, menjelaskan bahwa salah satu motif utama pertobatan mereka adalah karena kekecewaan kepada Islam.
Shima, salah satu petobat Kristen tersebut, menjelaskan keputusannya, mengatakan, “Sepanjang hidupku aku telah mencari kedamaian dan kebahagiaan, tetapi di dalam Islam, aku tidak menemukannya. Menjadi seorang pengikut Kristus berarti kebahagiaan bagiku.”
Babajan mengakui bahwa beberapa pengungsi yang memilih untuk bertobat menjadi Kristen mungkin melakukan hal tersebut karena mereka takut mereka akan dibunuh bila mereka dikirim kembali ke negara asal mereka, dimana mereka menghadapi terorisme dari kelompok-kelompok radikal.
Namun sang pendeta mengatakan, dia memiliki cara untuk mengetahui apakah keyakinan seseorang itu adalah sungguh-sungguh atau tidak.
Sebuah salib tergantung pada sebuah pohon di sebuah camp dadakan pada saat diadakan hari solidaritas yang diorganisir oleh organisasi dan penduduk lokal bagi para pencari suaka dan pengungsi pada sebuah camp dadakan di luar kantor luar negeri di kota Brussels, Belgia, pada tanggal 6 September 2015. |
“Karena iman Kristen merubah cara berpikir, wawasan dunia. Jika seseorang memberitahuku bahwa pada malam hari dia dapat tidur kembali atau seorang musuh lama mampu mengampuni, maka aku tahu bahwa di dalam hatinya dia adalah seorang pengikut Kristus,” katanya.
Meskipun banyak pengungsi mencari perlindungan pada camp pengungsi di Jerman, sebuah laporan utama dari kelompok pemerhati Open Doors awal bulan Mei menemukan bahwa terlah terjadi lebih dari 300 insiden dimana orang Kristen diserang secara fisik maupun seksual oleh Muslim di dalam kamp pengungsi di dalam negara tersebut.
Jumlah insiden tersebut diperkecil oleh otoritas Jerman yang takut kepada bertumbuhnya sentimen anti-imigrasi di dalam negeri, demikian disampaikan dalam laporan tersebut.
“Meskipun laporan mengenai masalah ini meningkat di media, amal, organisasi HAM, pemimpin gereja dan organisasi Kristen, otoritas dan politisi Jerman tidak pernah melakukan sebuah investigasi,” demikian peringatan dari kelompok pemerhati tersebut.
“Malah, kami percaya bahwa insiden-insiden tersebut telah diperkceil jumlahnya dengan sengaja dan bahkan ditutup-tutupi. Pada saat diskusi rahasia dengan peneliti dari Open Doors, diketahui bahwa bahkan di kantor polosi, serangan yang dimotivasi oleh sentimen agama terhadap pengungsi Kristen tidak didokumentasi,” tambahnya.
Pada bulan September 2015, sebuah gereja di kota Berlin juga melaporkan bahwa mereka mengalami peningkatan tajam dalam keanggotaan mereka dari 150 menjadi 600 orang dalam tempo yang singkat, karena banyaknya pencari suaka Muslim Iran yang bertobat menjadi pengikut Kristus.
Pendeta Gottfried Martens dari Trinity Lutheran Church di kota Berlin menyatakan bahwa beberapa orang petobat tersebut mengharapkan iman Kristen yang baru mereka temukan ini mampu menolong mereka bertahan hidup di Jerman, tetapi menambahkan bahwa ia tidak khawatir akan motivasi para petobat.
“Saya tahu bahwa ada orang – lagi dan lagi – yang datang kesini karena mereka memiliki pengharapan untuk mendapatkan suaka,” Martens memberitahukan kepada Fox News kala itu. “Saya mengajak mereka untuk bergabung dengan kami karena saya tahu bahwa siapun yang datang kesini tidak akan pergi tanpa diubahkan.”
sumber : www.christianpost.com
0 komentar:
Post a Comment